·
Menjelaskan
mengenai perilaku konsumen
Konsumen
|
Konsumen
adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Bagaimana konsumen
mendapatkan kepuasan maksimal? Bagaimana mengetahui perilaku konsumen secara
keseluruhan? Berikut akan diberikan sedikit teori menurut ilmu ekonomi tentang
pertanyaan-pertanyaan di atas.
·
Menjelaskan
mengenai pendekatan perilaku konsumen
Pendekatan Perilaku Konsumen :
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2, yaitu pendekatan marginal utility (cardinal) dan pendekatan indifference curve (ordinal). Berikut sedikit penjelasan tentang pendekan-pendekatan tersebut.
A.
Pendekatan Marginal Utility (Cardinal)
Pendekatan Marginal Utility atau pendekatan kardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang. Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertntu. Dalam pendekatan ini digunakan anggapan sebagai berikut:
Pendekatan Marginal Utility atau pendekatan kardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang. Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertntu. Dalam pendekatan ini digunakan anggapan sebagai berikut:
1.
Utility
bisa diukur dengan uang.
2.
Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa
"Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang
diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun".
3.
Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
B.
Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan Indifference Curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.
Pendekatan Indifference Curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.
Anggapan
dalam pendekatan ordinal sebagai berikut:
1.
Konsumen mempunyai pola preferensi akan
barang-barang tertentu.
2.
Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
3.
Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Ciri-ciri Indifference Curve sebagai berikut:
1.
Turun dari kiri atas ke kanan bawah.
2.
Cembung ke arah origin.
3.
Indifference
Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong.
4.
Indifference
Curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukan tingkat keupasan
5.
yang lebih tinggi dan sebaliknya.
·
Jelaskan
macam-macam pendekataan perilaku konsumen (beserta persoalannya)
Perilaku Konsumen (Teori Nilai Guna / Utility)
Konsep dasar : menjelaskan tentang konsumen mendayagunakan
sumber daya yang ada dalam rangka memuaskan keinginan / kebutuhan dari
suatu atau beberapa produk.
Pendekatan teori perilaku konsumen ada dua macam, yaitu :
1. Teori utility cardinal
2. Teori utility ordinal
Teori utility cardinal
Tokoh-tokohnya adalah Gossen, Walres, Jevons
1 Memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu
barang
2. Tinggi rendahnya suatu barang tergantung pada subjek yang
memberikan penilaian
3 Teori ini berupaya untuk mengkuantifikasikan kepuasan
Pendekatan matematik
a. Daya guna diukur dalam satuan uang, yaitu penambahan uang untuk
menambahkan unit yang dikonsumsi.
b. Daya guna marginal dari uang tetap, yaitu nilai suatu uang dalam
satuannya adalah sama, tanpa pandang statusnya.
c. Additivitas, yatu utility total adalah keseluruhan konsumsi dari barang
Xi – Xn U = U ( X1) + (X2) + .... (Xn + 1)
d. Daya guna bersifat indefenden, yaitu daya guna barang X1 tidak
dipengaruhi oleh mengkonsumsi barang lain.
e. Periode konsumsi berdekatan dan dengan jumlah yang sama.
Contoh :
Orang minum air. Air gelas pertama nilainya lebih tinggi dibanding
dengan jelas berikutnya.
Jenis nilai guna dalam teori utility cardinal :
1. Total utility
Adalah keseluruhan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh
seseorang sebagai akibat mengkonsumsi barang X.
2. Marginal utility
Adalah tambahan kepuasan yang diperoleh seseorang sebagai
akibat dari menambah satu unit barang untuk memenuhi kepuasannya.
Teori utility ordinal
Tokoh-tokoh adalah : Hikeks & Allen
1. Mengukur kepuasan dalam konsumsi dengan berdasarkan urutan
kepuasan, misalnya : rendah, sedang, dan tinggi
2 Dalam penilaiannya menggunakan kurva indifference
Asumsi dasa teori utility ordinal
a. Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau
memilih tingkay kepuasan yang tinggi.
b. Konveksitas artinya bentuk kurva indiference cembung dari titik origin
dari sumbu absis dan ordinat.
c. Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi
d. Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang
terbaik dan bebeberapa pilihan
e. Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.
Contohnya adalah seseorang membeli sebuah baju dan menilai nilai guna yang di gunakan terhadap pembeli tersebut dengan barang kebutuhan lainnya.
Konsep dasar : menjelaskan tentang konsumen mendayagunakan
sumber daya yang ada dalam rangka memuaskan keinginan / kebutuhan dari
suatu atau beberapa produk.
Pendekatan teori perilaku konsumen ada dua macam, yaitu :
1. Teori utility cardinal
2. Teori utility ordinal
Teori utility cardinal
Tokoh-tokohnya adalah Gossen, Walres, Jevons
1 Memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu
barang
2. Tinggi rendahnya suatu barang tergantung pada subjek yang
memberikan penilaian
3 Teori ini berupaya untuk mengkuantifikasikan kepuasan
Pendekatan matematik
a. Daya guna diukur dalam satuan uang, yaitu penambahan uang untuk
menambahkan unit yang dikonsumsi.
b. Daya guna marginal dari uang tetap, yaitu nilai suatu uang dalam
satuannya adalah sama, tanpa pandang statusnya.
c. Additivitas, yatu utility total adalah keseluruhan konsumsi dari barang
Xi – Xn U = U ( X1) + (X2) + .... (Xn + 1)
d. Daya guna bersifat indefenden, yaitu daya guna barang X1 tidak
dipengaruhi oleh mengkonsumsi barang lain.
e. Periode konsumsi berdekatan dan dengan jumlah yang sama.
Contoh :
Orang minum air. Air gelas pertama nilainya lebih tinggi dibanding
dengan jelas berikutnya.
Jenis nilai guna dalam teori utility cardinal :
1. Total utility
Adalah keseluruhan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh
seseorang sebagai akibat mengkonsumsi barang X.
2. Marginal utility
Adalah tambahan kepuasan yang diperoleh seseorang sebagai
akibat dari menambah satu unit barang untuk memenuhi kepuasannya.
Teori utility ordinal
Tokoh-tokoh adalah : Hikeks & Allen
1. Mengukur kepuasan dalam konsumsi dengan berdasarkan urutan
kepuasan, misalnya : rendah, sedang, dan tinggi
2 Dalam penilaiannya menggunakan kurva indifference
Asumsi dasa teori utility ordinal
a. Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau
memilih tingkay kepuasan yang tinggi.
b. Konveksitas artinya bentuk kurva indiference cembung dari titik origin
dari sumbu absis dan ordinat.
c. Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi
d. Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang
terbaik dan bebeberapa pilihan
e. Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.
Contohnya adalah seseorang membeli sebuah baju dan menilai nilai guna yang di gunakan terhadap pembeli tersebut dengan barang kebutuhan lainnya.
·
Bagaimana
kepuasan konsumen terhadap macam-macam perilaku konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan
Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian
b. suatu produk. Misal
: karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
c. Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat
d. tidak berwujud.
Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari
sebuah rumah makan yang mewah
Menurut Fandy Tjiptono (1997:35), metode yang
digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen dapat dengan cara :
Pengukuran dapat dilakukan secara langsung
dengan pertanyaan.
A. Responden diberi
pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan
suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang dirasakan.
B. Responden diminta
untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari
perusahan dan juga diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi
berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan
perbaikan yang mereka sarankan
C. Responden dapat
diminta untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat
pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahan dalam
masing-masing elemen
·
Menjelaskan konsep
elestisitas , macam-macam besaran elestisitas ( beserta contoh persoalan)
JENIS ELASTISITAS PERMINTAAN
a. Elastisitas permintaan silang
Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya
perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan
terhadap harga barang lain.
Besarnya elastisitas silang (Ec) dapat dihitung berdasarkan kepada
rumus berikut :
Ec = Persentasi perubahan jumlah barang X yang diminta di bagi dengan Persentasi perubahan harga barang Y
b. Elastisitas permintaan pendapatan
Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya
perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat daripada
perubahan pendapatan pembeli.
Besarnya elastisitas permintaan pendapatan (Ey) dapat ditentukan
menggunakan rumus berikut :
Ey = Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta di bagi dengan Persentasi perubahan pendapatan
a. Elastisitas permintaan silang
Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya
perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan
terhadap harga barang lain.
Besarnya elastisitas silang (Ec) dapat dihitung berdasarkan kepada
rumus berikut :
Ec = Persentasi perubahan jumlah barang X yang diminta di bagi dengan Persentasi perubahan harga barang Y
b. Elastisitas permintaan pendapatan
Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya
perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat daripada
perubahan pendapatan pembeli.
Besarnya elastisitas permintaan pendapatan (Ey) dapat ditentukan
menggunakan rumus berikut :
Ey = Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta di bagi dengan Persentasi perubahan pendapatan
Macam-macam elastisitas permintaan
1. Price elasticity of demand (harga permintaan)
Adalah mengukur perubahan jumlah barang yang diminta
yang diakibatkan oleh perubahan harga barang tersebut.
1. Ed > I , pemintaan yaitu Elastis Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya.contoh kasus adalah makanan ringan,jika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
2. Ed < I, yaitu In Elastis artinya bila harga berubah maka permintaan hanya berubah sedikit,misalnya harga naik
20% menyebabkan turun sebesar 10% atau kurang dari 20%
Contohnya adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya.
3. Ed = I, yaitu Uniter Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga.
4. Ed = 0, pemintaan tidak sempurna Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.contoh kasus adalah sebuah lukisan,berapapun harga yang ditawar pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya.
5. Ed = ~ , yaitu Elastis sempurna artinya jumlah permintaan tetap banyak meski harga belum mengalami perubahan.
Bayangkan apa yang terjadi bila harga mengalami penurunan.
Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi
2. Income Elasticity Of Demand (pendapatan dari permintaan)
Adalah mengukur perubahan jumlah barang yang diminta
yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan konsumen.
em ≥ I, yaitu Barang mewah
I > em > O, yaitu Barang primer
em = (-), yaitu Barang inferior (bermutu rendah)
3. Cross Elasticity of Demand
Adalah mengukur perubahan jumlah X yang diminta yang
diakibatkan oleh perubahan harga barang Y.
Ex1y (+), yaitu x1y, yaitu substitusi
Ex1y (-), yaitu x1y, komplementer
1. Price elasticity of demand (harga permintaan)
Adalah mengukur perubahan jumlah barang yang diminta
yang diakibatkan oleh perubahan harga barang tersebut.
1. Ed > I , pemintaan yaitu Elastis Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya.contoh kasus adalah makanan ringan,jika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
2. Ed < I, yaitu In Elastis artinya bila harga berubah maka permintaan hanya berubah sedikit,misalnya harga naik
20% menyebabkan turun sebesar 10% atau kurang dari 20%
Contohnya adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya.
3. Ed = I, yaitu Uniter Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga.
4. Ed = 0, pemintaan tidak sempurna Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.contoh kasus adalah sebuah lukisan,berapapun harga yang ditawar pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya.
5. Ed = ~ , yaitu Elastis sempurna artinya jumlah permintaan tetap banyak meski harga belum mengalami perubahan.
Bayangkan apa yang terjadi bila harga mengalami penurunan.
Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi
2. Income Elasticity Of Demand (pendapatan dari permintaan)
Adalah mengukur perubahan jumlah barang yang diminta
yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan konsumen.
em ≥ I, yaitu Barang mewah
I > em > O, yaitu Barang primer
em = (-), yaitu Barang inferior (bermutu rendah)
3. Cross Elasticity of Demand
Adalah mengukur perubahan jumlah X yang diminta yang
diakibatkan oleh perubahan harga barang Y.
Ex1y (+), yaitu x1y, yaitu substitusi
Ex1y (-), yaitu x1y, komplementer
·
Menjelaskan apa itu
produsen dan fungsi produksi
Produksi
adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi
kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau
dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang
produsen membutuhkan faktor – faktor produksi. Terdapat dua macam faktor
produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
1. Faktor produksi asli
Yang termasuk faktor produksi asli
antara lain sebagai berikut :
Alam.
Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan,barang
tambang.
Tenaga
kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan
dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.
2. Faktor produksi turunan
Yang termasuk faktor produksi
turunan adalah modal dan keahlian.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi
antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans.
Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara.
Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan
berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti
dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan
penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis
sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q
= jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F
= symbol persamaan (function)
L
= tenaga kerja (labour)
R
= kekayaan alam (resources)
C
= modal (capital)
T
= teknologi (technology)
·
Menjelaskan bagaimana
mengoptimalkan / memaksimalkan produk
Produksi
dalam jangka pendek
Dalam jangka pendel perusahaan memliki
input teteap dan menentukan berapa banyaknya input variable yang harus
dipergunakan. Untuk membuat keputusan,pengusaha akan memperhitungkan seberapa
besar dampak penambahab input variable terhadap produksi total. Misalnya input
variablenya adalah tenaga kerja dan input tetapnya adalah modal.
Produksi
dalam jangka panjang
Jagka panjang suatu proses produksi
tidak bisa diukur denfgan waktu tertentu, misalnya 10 tahun , 5 tahun, 15 tahun
dan seterusnya . jangka panjang suatu proses produksi adalah jangka waktu
dimana semua input atau faktor produksi yang dipergunakan untuk proses produksi
bersifat variable. Dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada input
tetap.
·
Menjelaskan , menghitung dan
memilih biaya yang paling optimal (beserta contohnya)
Definisi
Pola Produksi
Pola produksi didefinisikan sebagai distribusi jumlah produksi tahunan ke dalam periode yang lebih pendek dari satu tahun, misalnya caturwulan, triwulan, bulan, atau minggu.
Jenis Pola Produksi
Pada prinsipnya ada tiga macam pola produksi, yakni:
Pola produksi didefinisikan sebagai distribusi jumlah produksi tahunan ke dalam periode yang lebih pendek dari satu tahun, misalnya caturwulan, triwulan, bulan, atau minggu.
Jenis Pola Produksi
Pada prinsipnya ada tiga macam pola produksi, yakni:
· Pola
Produksi Konstan, yaitu pola produksi dimana jumlah yang diproduksi setiap
periode yang lebih pendek dari satu tahun selalu sama
· Pola
Produksi Bergelombang, yaitu pola produksi dimana jumlah produksi untuk setiap
satuan waktu yang lebih pendek dari satu tahun tidak selalu sama. Biasanya
mengikuti pola penjualan.
· Pola
Produksi Moderat, yaitu pada prinsipnya merupakan pola produksi bergelombang,
namun diusahakan agar gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga dapat
mendekati konstan.
Faktor Pertimbangan Memilih Pola Produksi
Pola produksi yang dapat melayani permintaan, dan tambahan biaya yang timbul sehubungan dengan penggunaan pola produksi tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan biaya yang timbul dari penggunaan pola produksi yang lain disebut sebagai Pola Produksi Optimal. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pola produksi yang dapat melayani permintaan dan tambahan biayanya minimum, yaitu:
1.
Pola Penjualan. Perusahaan berproduksi untuk memenuhi
kebutuhan penjualan. Oleh karena itu, pola penjualan akan mempengaruhi pola
produksi.
2.
Pola Biaya.Yakni pola dari biaya-biaya yang timbul
sehubungan dengan naik-turunnya volume produksi, antara lain:
3.
Biaya Perputaran Tenaga Kerja, yakni biaya yang timbul
sehubungan dengan penarikan dan atau pemberhentian tenaga kerja.
4.
Biaya Simpan, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan
penyimpanan persediaan.
5.
Biaya Lembur, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan kelebihan
jam kerja karyawan (over time premium cost).
6.
Biaya Subkontrak, yakni biaya yang timbul sehubungan
perusahaan melakukan pemesanan produk yang sama ke pihak lain.
7.
Kapasitas Maksimum Perusahaan
Contoh Cara Menentukan/ Memilih Pola Produksi yang Optimal
Di
dalam merencanakan pola yang tepat bagi produksi suatu perusahaan dapat
dipergunakan ANALISIS BIAYA TAMBAHAN atau INCREMENTAL COST ANALYSIS.
Masing-masing pola produksi akan terlihat memiliki biaya tambahan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu dapat kita pilih pola produksi yang akan
menimbulkan biaya tambahan yang paling kecil.
CONTOH:
Suatu perusahaan menghadapi pola penjualan sebagai berikut:
CONTOH:
Suatu perusahaan menghadapi pola penjualan sebagai berikut:
Perusahaan akan memenuhi penjualan tersebut dengan salah satu alternatif pola produksi berikut ini:
1.
Pola produksi konstan pada tingkat 500 unit per triwulan
2.
Pola yang bergelombang dengan mengikuti pola penjualan.
3.
Pola produksi moderat dengan ketentuan bahwa untuk triwulan
I dan II berproduksi pada tingkat 400 unit, dan kemudian pada triwulan III dan IV
berproduksi pada tingkat 800 unit.
Informasi
lain yang ada dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
Kapasitas maksimum 1000 unit per triwulan
2.
Biaya simpan Rp.100,- per unit per triwulan
3.
Biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp.4000,- untuk setiap
kenaikan produksi sebesar 200 unit. Penurunan produksi tidak menimbulkan biaya
labor turn over. Sedang biaya subkontrak sebesar Rp.2.000,- per unit
4.
Upah lembur sebesar Rp.1.000
Pembahasan:
1. ANALISIS INCREMENTAL COST untuk Pola Produksi Konstan
1.1. Pola
Produksi Konstan
1.2.
Incremental Cost Pola Produksi Konstan
2. ANALISIS INCREMENTAL COST untuk Pola Produksi Bergelombang
2.1. Pola
Produksi Bergelombang
2.2.
Incremental Cost Pola Produksi Bergelombang
3. ANALISIS INCREMENTAL COST untuk Pola Produksi Moderat
3.1. Pola Produksi Moderat
3.2. Incremental Cost Pola Produksi Moderat
Referensi :
~ Adi
Kuswanto,Zuhad Ichyaudin,Buku Paket, Pengantar
Ekonomi,Gunadarma, Jakarta,1991.
~ Oleh
Drs. Catur sugiyanto, M A. Buku Ekonomi MIKRO, BPFE-YOGYAKARTA,april 1995