ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DUA
SEKTOR
•
Perekonomian suatu negara digerakkan
oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi.
•
Pelaku kegiatan ekonomi
secara umum dikelompokkan kepada empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan
(swasta), pemerintah dan ekspor-impor.
•
Untuk mempermudah dalam
menganalisis pendapatan nasional, maka pada tahap awal dilakukan analisis
pendapatan nasional dua sektor. Dalam pendekatan ini, perekonomian diasumsikan
hanya digerakkan oleh 2 (dua) orang pelaku kegiatan ekonomi, yaitu rumah tangga
dan swasta.
Arus
Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor
•
Dalam
perekonomian, sektor swasta merupakan satu-satunya produsen barang dan jasa,
dan proses produksi dilaksanakan dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh rumah tangga.
•
Faktor
produksi tersebut antara lain tanah, tenaga kerja, modal dan entrepreneurship
(kewirausahaan).
•
Penghasilan
yang diperoleh rumah tangga dari menjual faktor-faktor produksi terdiri dari
sewa (pendapatan dari tanah), bunga (pendapatan dari kapital), upah (pendapatan
dan tenaga kerja) dan profit (pendapatan dari entrepreneurship).
Arus
Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor
Analisis Pendapatan Nasional
•
Dalam
menganalisis pendapatan nasional, kita memiliki beberapa asumsi, antara lain:
1.
Investasi
adalah investasi yang autonomous, yaitu tidak dipengaruhi oleh variabel
lainnya.
2.
Konsumsi
adalah fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan disposable (Yd)
3.
Tabungan
juga memiliki fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan disposable (Yd)
4.
Tidak
ada pajak tidak langsung, maka pendapatan nasional (Y) sama dengan agregat
pendapatan disposable.
Analisis Pendapatan Nasional
•
Jumlah
konsumsi agregat dan tabungan agregat suatu negara adalah sama dengan
pendapatan nasional (Y).
Model Analisis Dengan Variabel Investasi dan Tabungan
Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk
kebutuhan konsumsi. Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak
dikomsumsi.Jadi,besarnya pendapatan akan sama dengan besarnya konsumsi ditambah
dengan tabungan (Y = C + S ).Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah tangga dalam
perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable)
perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam
perekonomiandan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable)
perekonomian tersebut.Jadi,baik dalam hukum psikologi konsumsi dari Keynes
dikemukakan,Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi
dan pertambahan tabungan(saving).Apabila fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya seperti berikut.
Fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan merupakan garis lurus,dan ini disebabkan nilai MPC dan MPS tetap.
Seterusnya kecondongan fungsi konsumsi adalah kurang dari 45 dan selalu
memotong garis 45.Sifat ini disebabkan MPC lebih kecil dari satu.Fungsi
konsumsi memotong garis 45 pada nilai pendapatan nasional sebanyak Rp 360
triliun karena pada tingkat pendapatan itu konsumsi rumah tangga = pendapatan
nasional.Fungsi tabungan memotong sumbu datar pada pendapatan nasional sebanyak
Rp 360 triliun karena pada pendapatan ini tabungan rumah tangga = 0.
Jumlah pendapatan
yang digunakan untuk konsumsi, antara lain, tergantung
pada hal berikut.
- Besarnya
pendapatan rumah tangga setelah dikurangi pajak penghasilan dan
potongan-potongan.
- Komposisi
rumah tangga (jumlah dan umur anggota rumah tangga).
- Tuntutan
lingkungan.
Sedangkan jumlah
pendapatan yang ditabung tergantung pada hal berikut.
- Jumlah
pendapatan yang diterima dan besarnya bagian yang akan dikeluarkan untuk
konsumsi.
- Jumlah
pendapatan yang ingin disimpan untuk tujuan berjaga-jaga dan menghadapi
keadaan mendadak di waktu yang akan dating.
- Tingkat
bunga. Bila tingkat bunga bank naik, orang cenderung mengurangi bagian
pendapatan untuk tujuan konsumsi dan meningkatkan tabungan atau investasi.
Manfaat
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan suatu negara selama satu periode,perhitungan pendapatan nasional
juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah
struktur perekonomian nasional.Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,pertanian,atau negarajasa.Contohnya,berdasarkan
pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwaIndonesia termasuk negara pertanian atau
agraris,Jepang merupakan negara industri,Singapura termasuk negara yang unggul di
sektor jasa,dan sebagainya.
Disamping itu,data pendapatan
nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor
pertanian,pertambangan,industri,perdaganan,jasa,dan sebagainya.Data tersebut
juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke
waktu,membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah,dan sebagai
landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Faktor yang
memengaruhi
1. Permintaan dan
penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.Permintaan agregat adalah
suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sector-sektor
ekonomi pada berbagai tingkat harga,sedangkan penawaran agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat,maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga,tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.Adanya kenaikan
pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan
output nasional (pendapatan nasional),yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran.Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan
harga,tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah
pengangguran.
2. Konsumsi dan
tabungan
Konsumsi
adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.Antara
konsumsi,pendapatan,dan tabungan sangat erat hubungannya.Hal ini dapat kita
lihat dari pendapat Keynes yang dikenal denganpsychological consumption yang membahas
tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
3. Investasi
Pengeluaran untuk
investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
Selama periode puncak siklus bisnis saat ekonomi sedang
mengalami pertumbuhan pesat dalam GDP riil, lapangan kerja akan meningkat, dan
mengurangi pengangguran, sebagai usaha mencari pekerja untuk menghasilkan
output yang lebih tinggi. If real GDP grows too quickly, however, it can cause
price inflation as firms are forced to bid against one another for increasingly
scarce workers. Jika PDB riil tumbuh terlalu cepat, namun, hal ini dapat
menyebabkan inflasi harga sebagai perusahaan dipaksa untuk penawaran terhadap
satu sama lain untuk pekerja semakin langka. In contrast during trough periods
of the business cycle the economy is experiencing declines in real GDP, and
unemployment rates are high.Sebaliknya selama periode melalui siklus bisnis
ekonomi mengalami penurunan PDB riil, dan tingkat pengangguran yang tinggi.
Terdapat suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas
kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan
pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan
diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan
mengembang harga produk tersebut. Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh
perekonomian ketika pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga
produk atau jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga
kenaikan tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar.
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah
berniat untuk menurunkan menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung
kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional.
1. Perbedaan Inflasi dengan Pengangguran
Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki
pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini
dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah
pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan
mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency
pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut
Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal
ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari
semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan
tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah
satunya dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi ( economic growth ) dapat diukur dari kenaikan besarnya
pendapatan nasional ( produksi nasional ) pada periode tertentu. Oleh karena
itu, nilai dari pendapatan nasional ( national income ) ini merupakan gambaran
dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu.
Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan
jasa yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat
menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik
negara yang sedang berkembang maupun negara – negara maju, semua mengiginkan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
1.2 Pokok Masalah
Berdasarkan hasil laporan perekonomian Indonesia yang diterbitkan bank
Indonesia, kemudian disampaikan kepada DPR dan pemerintah pada setiap tahun
sebagai pemenuhan amanat yang ditetapkan dalam UU No.3 tahun 2004. Dalam
evaluasinya tentang perkembangan ekonomi dan keuangan Indonesia, bahwa
pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005 hingga tahun 2008 terus mengalami
peningkatan, meskipun belum mencapai puncak kepesatan. Namun pertumbuhan
ekonomi yang berlandaskan GDP (Gross Domestic Product) ini, dapat dinilai cukup
signifikan dan menggembungkan pundi-pundi pendapatan nasional.
1.3 Teori yang Terkait
Dengan meningkatnya pendapatan nasional (national income) maka kemakmuran
rakyat membaik. Sebagaimana tercatat dalam laporan GDP (Gross Domestic Product)
oleh Biro Pusat Statistik (BPS) sedikit membawakan angin surga di tengah
guncangan resesi saat ini. Dalam laporan GDP tersebut, menunjukkan jumlah
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga masyarakat (termasuk
warga negara asing) dalam periode waktu tertentu (biasanya satu tahun)
Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran
dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja
semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih
banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam
rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga
produk tersebut.. Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika
pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau jasa, di
mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan tingkat inflasi
akan terlihat melalui ekonomi luar.
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah
berniat untuk menurunkan menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung
kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional.
yang berbeda antara inflasi dan pengangguran….
jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki
pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini
dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah
pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan
mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency
pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut
Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal
ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari
semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan
tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.
Sumber :